Selasa, 28 Juli 2009

TERTIPU

Polemik penerbitan majalah seronok terus berkelanjutan. Media cetak maupun elektronik ikut menyemarakan perdebatan pro dan kontra yang menghadirkan narasumber dari berbagai profesi. Bagi yang pro, gambar-gambar seronok dianggap sebagai karya seni yang tidak boleh dibatasi, sementara yang kontra menganggap bahwa kerusakan moral bangsa ini akibat banyaknya pornografi dan pornoaksi.


Nun jauh disana, di lubuk hati terdalam dari mereka yang terlibat pembuatan gambar seronok baik itu aktris, aktor sampai pemilik modal serempak mengatakan “Para pengamat semuanya tertipu. Persetan dengan seni, persetan dengan kerusakan moral. Yang penting dengan gambar-gambar tersebut majalah kita laku keras dan itu berarti uang”.


.

SIBUK

LSM Koruptono dikenal sebagai LSM yang paling galak. Namun semenjak ada kepala daerah baru, LSM yang dipimpin Koruptono tidak lagi eksis untuk menyuarakan idealisme mereka.. Hal ini tentu mengherankan kawan seperjuangannya, Parto.

“Koq kamu tidak pernah muncul lagi, padahal banyak kebijakan kepala daerah yang menyimpang” tanya Parto kepada Koruptono.

“Wah, aku sibuk sekali sehingga tak sempat lagi memonitor. Banyak proyek penelitian dari Pemerintah Daerah yang harus kuselesaikan” jawab Koruptono sambil menuju mobil barunya.


BAYAR TINTA

Seorang kepala instansi geram saat membaca berita koran. Pernyataannya sebagai nara sumber hanya dikutip sedikit sekali, sementara materi berita lebih banyak berisi opini negatif pewawancara. Melihat atasannya marah, seorang bawahan memberikan saran.” Kalau pernyataan bapak ingin dikutip semuanya, mungkin bapak harus mengganti tinta mereka”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar