Sabtu, 19 Juli 2008

DOA KORUPTOR

Disebuah tempat ibadah terlihat seorang berpakain necis sedang khusuk berdoa. “Ya Tuhan, berikanlah kepadaku harta yang melimpah, rumah mewah, jabatan yang tinggi dan semua kesenangan dunia lainnya. Jangan kuatir Tuhan, apabila permohonkanku ini Engkau kabulkan, maka 10 % nya akan kuberikan pada-Mu.”


MEMIMPIN DOA

Setelah melalui serangkaian sambutan dalam sebuah acara perayaan, tibalah saat untuk pembacaan doa. Koruptono tampil kedepan untuk membacakan doa dan para hadirin pun siap untuk meng-amin-i.
“Ya Tuhan berikan keselamatan padaku, limpahkan harta yang banyak padaku, makmurkanlah aku ……..dan seterusnya” .
Hampir seperempat jam doa dibacakan isi doa hanya untuk kepentingan Koruptono sendiri. Para undangan mulai resah, hingga sesaat kemudian salah seorang hadirin datang menghampiri Koruptono dan memasukan amplop kedalam saku jasnya. Mengerti akan maksud tersebut, undangan yang lainpun mengikutinya. Parto yang tidak memiliki amplop terpaksa hanya terdiam ditempat.

Doa pun berlanjut dengan semakin berapi-api.
“Tuhanku berikan harta yang melimpah kepada kami, makmurkanlah kami, selamatkan kami semua kecuali Parto.”


MASIH LEBIH BAIK

Koruptono sedang sibuk dengan kalkulatornya.. Hasil korupsi yang selama ini dikumpulkannya tersisa lima milyar setelah dikurangi biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam upaya meloloskan diri dari jeratan hukum. Tetapi masih ada ganjalan di hati bahwa perbuatannya adalah dosa yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.

Setelah berpikir beberapakali akhirnya diambilnya uang enam ratus juta untuk diamalkan. Melihat hal tersebut istri Koruptono protes. “Mengapa kamu hamburkan uang yang sudah susah payah kita dapatkan.
” Dengan senyum kemenangan Koruptono pun menjawabnya. “Ma, kamu kan pernah mendengar ceramah agama di radio bahwa apabila orang berbuat kejahatan maka akan diganjar sesuai kejahatannya dan apabila berbuat kebaikan maka akan dilipat gandakan sepuluh kali. Aku telah berbuat jahat dengan mengkorupsi uang negara sebesar lima milyar, lalu kuamalkan enam ratus juta. Jadi kalau dihitung aku masih mempunyai sisa ganjaran kebaikan satu milyar.”