Koruptono dikenal oleh kawan-kawannya sesama makelar (perantara) sebagai orang yang piawai menarik calon pembeli. Meskipun belum genap setahun menekuni bidang ini, tetapi Koruptono sudah mampu menjual berbagai macam barang. Hal ini membuat kagum Parto.
“Tak ada barang yang tak bisa dijual oleh Koruptono, dengan kepandaiannya bersilat lidah barang yang rusakpun bisa ia jual” kata Parto kepada rekannya
“Aku sih tak heran, maklum dia mantan anggota”
“Mantan anggota apa ?” tanya Parto ingin tahu
“Anggota dewan”.
“Tak ada barang yang tak bisa dijual oleh Koruptono, dengan kepandaiannya bersilat lidah barang yang rusakpun bisa ia jual” kata Parto kepada rekannya
“Aku sih tak heran, maklum dia mantan anggota”
“Mantan anggota apa ?” tanya Parto ingin tahu
“Anggota dewan”.
BERKAH BENCANA 1
Koruptono tersenyum penuh arti setelah melihat bencana di TV, sebagai politisi yang telah sukses duduk di lembaga wakil rakyat, dia melihat peluang besar yang dapat dimanfaatkannya.
Ia segera menelpon
kepala daerah yang wilayahnya mendapat musibah untuk melakukan negosiasi. Setelah terjadi kesepakatan harga, dari dalam gedung parlemen ia pun lantang menyuarakan pentingnya bantuan dana untuk daerah korban bencana.
Ia segera menelpon
kepala daerah yang wilayahnya mendapat musibah untuk melakukan negosiasi. Setelah terjadi kesepakatan harga, dari dalam gedung parlemen ia pun lantang menyuarakan pentingnya bantuan dana untuk daerah korban bencana.
BERKAH BENCANA 2
Disebuah cafe hotel bintang lima terlihat beberapa orang parlente sedang berbincang, sementara di meja terhidang banyak porsi menu makanan. Acara ini sengaja digelar oleh Koruptono yang bekerja di departemen yang membidangi keuangan negara. Pembicaraan mereka berkisar tentang pembagian porsi. Bukan porsi makanan di meja, tetapi porsi proyek yang harus disetorkan oleh kepala daerah kepadanya atas persetujuan alokasi dana bencana.
BERKAH BENCANA 3
“ Mengapa papa tersenyum sendiri padahal beberapa wilayah kita mendapat bencana” tanya isteri Koruptono yang menjabat kepala daerah.
“Ah..mama ini seperti nggak tahu saja. Kalau ada bencana berarti ada bantuan proyek dari pemerintah pusat. Bila ada proyek berarti ada tambahan darah ke kantong kita”.
“Ah..mama ini seperti nggak tahu saja. Kalau ada bencana berarti ada bantuan proyek dari pemerintah pusat. Bila ada proyek berarti ada tambahan darah ke kantong kita”.